Indonesia mempunyai banyak sekali perkebunan dengan aneka jenis tanaman seperti teh, karet, tebu, kopi, kelapa, kelapa sawit, coklat, cengkih, lada, sagu, buah-buahan, dan lain-lain.
Perkebunan-perkebunan tersebut ada yang dimiliki rakyat secara perseorangan, ada yang dimiliki swata, ada juga yang dimiliki oleh pemerintah, dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dengan banyaknya perkebunan di tanah air, akan berdampak positif terhadap ekonomi nasional, karena selain membuka lapangan kerja yang cukup banyak, juga meningkatkan pendapatan negara melalui pajak atau langsung (BUMN), serta memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, produk yang merupakan komoditi yang laku diekspor, akan menghasilkan devisa bagi negara.
Minyak kelapa sawit tersebut digunakan untuk berbagai produk hilir, seperti minyak goreng, sabun, mentega, kosmetik, bahan bakar, dan lain-lain.
Kita mengetahui bahwa Indonesia dan Malaysia adalah produsen minyak kelapa sawit (Crude Palm
Oil/CPO) terbesar di dunia yang menguasai lebih dari 70% produk CPO
dunia.
Banyak investor yang membuka lahan perkebunan baru, bahkan dari Malaysia ikut memanfaatkan peluang investasi yang menarik ini. Meskipun ada keluhan tentang kualitas atau tingkat kesuburan tanah bekas perkebunan kelapa sawit yang diduga menurun, dan ini dipakai pihak luar terutama Amerika Serikat untuk menekan Indonesia dan Malaysia, namun pendapat pihak-pihak yang tidak suka dengan produk CPO ini, tidak berpengaruh, yang jelas komoditi ini tetap banyak diminati oleh negara-negara di dunia.
Masalah yang kita angkat disini adalah banyaknya perkebunan kelapa sawit
milik negara yang merugi selama bertahun-tahun, khususnya periode akhir
tahun 1980 an sampai awal tahun 2000 an.
Sungguh aneh, mengapa hanya perkebunan milik negara (PTPN/PTP) yang rugi, sementara perkebunan milik swasta baik nasional maupun asing memperoleh keuntungan?
Kalau kita cermati harga CPO di dunia untuk kualitas yang sama adalah sama, dan kualitas CPO kita termasuk yang terbaik. Akan terasa lebih aneh lagi kalau kita bandingkan dengan perusahaan kelapa sawit di Malaysia yang memperoleh keuntungan, padahal mereka mengupah buruh kebun 2 (dua) kali lebih tinggi dari pada buruh kebun di Sumatera atau Kalimantan, sedangkan harga jual CPO baik dari Indonesia maupun Malaysia sama?
Pertanyaan ini pernah penulis lontarkan kepada pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode yang pertama. Mungkin karena jumlah pengaduan tindak pidana korupsi terlalu banyak, sehingga kasus ini belum sempat ditangani.
Apabila terjadi kebocoran, terus kemana larinya uang negara yang notabene adalah uang rakyat tersebut?
Penulis pernah bertugas di Sumatera Utara selama 8 (delapan) tahun dan mengenal banyak orang dari berbagai lapisan dan berbagai bidang pekerjaan, termasuk yang bergerak di perkebunan kelapa sawit.
Para supplier (pemasok) bercerita bahwa kontrak-kontrak mereka dengan perkebunan pemerintah itu rata-rata harga satuan barang keperluan kantor adalah 3 (tiga) kali harga normal. Tidak ada proses pengadaan yang betul-betul menggunakan metode lelang. Kemudian dokumen kontrak, baik untuk konstruksi, jasa konsultansi maupun barang/jasa lainnya, dibuat oleh pihak kedua atau penyedia.
Jadi pihak perkebunan tinggal tandatangan saja, artinya terima beres saja. Hal ini bertentangan dengan perturan yang ada. Informasi ini juga disampaikan para penyedia jasa atau barang.
Melengkapi informasi tersebut diatas, umumnya mereka yang bekerja di administratur perkebunan sekitar 3-4 tahun akan mempunyai rumah atau mobil sendiri. Kekayaan mereka akan berlipat bila bekerja lebih dari 5 tahun atau masuk ke jajaran pimpinan.
Mudah-mudahan sekarang sudah berubah, terutama setelah menteri BUMN mulai memperhatikan perusahaan perkebunan yang selalu merugi tersebut, dan mempertanyakan, kok bisa rugi.
KISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jaya Pura Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 085320279333
SMS Anda akan Kami balas secepatnya
Maaf Program ini TERBATAS .