Sabtu, 29 September 2012

Dampingilah Aku Selamanya..

Menjelang hari ulang tahun isteri saya tanggal 2 Oktober, saya ingin membagi Kisah Inspiratif yang dia copy paste juga dari Club Curhat Muslim Dan Muslimah - II... ( Galuh Rossie )

 
Dampingilah Aku Selamanya..

Di sebuah rumah sederhana yang asri tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja. Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah dewasa dan memiliki kehidupan sendiri yang mapan. Sang suami merupakan seorang pensiunan sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.
Suami istri ini lebih memilih untuk tetap tinggal dirumah mereka menolak ketika putra-putri mereka menawarkan untuk ikut pindah bersama mereka. Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu menghabiskan waktu mereka yang tersisa dirumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa dalam keluarga itu. 
 
Suatu senja ba’da Isya disebuah mesjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang tadi dikenakannya kemesjid tadi. Saat sibuk mencari, suaminya datang menghampiri “Kenapa Bu?” Istrinya menoleh sambil menjawab “Sandal Ibu tidak ketemu Pa”. “Ya udah pakai ini saja” kata suaminya sambil menyodorkan sandal yang dipakainya. walau agak ragu sang istri tetap memakai sandal itu dengan berat hati. Menuruti perkataan suaminya adalah kebiasaannya. Jarang sekali ia membantah apa yang dikatakan oleh sang suami.
Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
“Bagaimanapun usahaku untuk berterima kasih pada kaki istriku yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya. Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untuk-ku saat aku pulang, kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri berbagai tempat mencari berbagai kebutuhanku dan anak-anakku”.
Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah tempat bahagia bersama….Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan. Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.
Jari-jari yang mulai keriput itu dalam genggamannya mulai dirapikan dan setelah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut dan bergumam “Terimakasih”. “Tidak, Ibu yang terimakasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu” tukas sang istri tersipu malu. “Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa yang belum tentu sanggup aku lakukan. Aku takjub betapa luar biasanya Ibu. Aku tau semua takkan terbalas sampai kapanpun” kata suaminya tulus.
Dua titik bening menggantung disudut mata sang istri “Bapak kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pa, apa yang telah kita lalui bersama adalah luar biasa.
Ibu selalu bersyukur atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk. Semuanya dapat kita hadapi bersama. 
 
Hari Jum’at yang cerah setelah beberapa hari hujan. Siang itu sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at. Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri menatap tepat pada matanya sebelum akhirnya melangkah pergi. Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri hingga saat beberapa orang mengetuk pintu membawa kabar yang tak pernah diduganya.
Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menyelesaikan perjalanannya di dunia. Ia telah pulang menghadap sang penciptanya ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya saat duduk membaca Tahyat terakhir. Masih dalam posisi duduk sempurna dengan telunjuk kearah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.
“Subhanallah sungguh akhir perjalanan yang indah” gumam para jama’ah setelah menyadari kalau dia telah tiada. Sang istri terbayang tatapan terakhir suaminya saat mau berangkat kemesjid.
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan pengganti ucapan selamat tinggal. Ataukah suaminya khawatir meninggalkannya sendiri didunia ini. Ada gundah menggelayut dihati sang istri. Walau masih ada anak-anak yang akan mengurusnya, Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun keikhlasan dihatinya yang bisa menghambat perjalanan sang suami menghadap Sang Khalik.
 
Dalam do’a dia selalu memohon kekuatan agar dapat bertahan dan juga memohon agar suaminya ditempatkan pada tempat yang layak. Tak lama setelah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya. Dengan wajah yang cerah sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri dengan lembut. “Apa yang Bapak lakukan?’ tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melakukan perjalanan panjang. Bapak tidak bisa tanpa Ibu, bahkan setelah kehidupan didunia berakhir, Bapak selalu butuh Ibu. Saat disuruh memilih pendamping Bapak bingung, kemudian bilang pendampingnya tertinggal, Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu.”
Istrinya menangis sebelum akhirnya berkata “Ibu ikhlas Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak bisa bohong kalau Ibu takut sekali tinggal sendiri. Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi dan untuk selamanya tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan. Sang istri mengakhiri tangisannya dan menggantinya dengan senyuman. Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya…..

 
 


Jumat, 28 September 2012

Reformasi Birokrasi 2


Indonesia sejatinya mempunyai sumber daya manusia yang cerdas yang tidak kalah pintar dengan manusia dari belahan manapun di dunia. Buktinya, kalau diadu kepintaran melalui olimpiade fisika, matematika, kimia, komputer, lingkungan, sosial budaya, dan lain-lain, selalu menang. Minimal menjadi juara kedua, sedangkan juaranya berlainan negara. Matematika biasanya bersaing dengan China, sedangkan komputer sering berebut juara dengan India. Kalau ada olimpiade gabungan dari semua ilmu, maka dapat dipastikan Indonesia menjadi juara umum.

Kick Andy pada salah satu episodenya pernah mengadakan acara mengundang pakar dan orang pintar Indonesia yang bekerja sebagai ahli di luar negeri. Meskipun pakar  yang hadir di acara tersebut tidak banyak, namun di acara yang sesungguhnya yang memang diorganisir untuk mengumpulkan ahli-ahli Indonesia yang bekerja di luar negeri itu tercatat sekitar 600 orang.
Data yang diperoleh panitia menunjukkan ada ribuan orang Indonesia yang bekerja diluar negeri, yang rata-rata berpendidikan doktor (PhD), dan banyak yang mempunyai paten atas berbagai penemuan. Nyaris semuanya mendapat kedudukan yang terhormat di institusi terkemuka, bahkan banyak memimpin organisasi atau tim yang anggotanya dari negara yang berbeda.

Di dalam negeri sendiri juga amat banyak sarjana yang berkemampuan tinggi yang mempunyai integritas dan inovasi, termasuk yang bekerja sebagai pegawai negeri. Ironisnya kebanyakan dari mereka justru tidak mempunyai peran apalagi kedudukan.
Sistem penerimaan pegawai negeri baik polisi maupun sipil di Indonesia, terutama sebelum tahun 2005 sangat buruk, nepotisme dan uang menjadi yang utama atau yang berkuasa. Kemudian setelah masuk, terjebak pada budaya feodal dan asal bos senang (ABS). Mereka yang masuk menjadi pegawai negeri karena kekuatan uang, akan sibuk mencari cara untuk mengembalikan uang yang telah dikeluarkan, dengan melakukan pungutan liar (pungli), atau meminta imbalan pada setiap layanan yang seharusnya gratis.

Sistem karir pegawai negeri pada umumnya juga tidak kalah parahnya. Tidak mungkin pegawai yang cerdas dan rajin bisa naik jabatan apabila termasuk mereka yang vokal atau yang tidak mau diajak KKN. Banyak pimpinan yang tidak mempunyai kemampuan manajerial, tambah celaka lagi bila pimpinan tersebut suka dengan harta. Kalau bawahan tidak loyal kepada pimpinan, jangan harap bisa naik jabatan. Pernah terjadi seorang pegawai yang hanya mempunyai  kemampuannya seperti "cleaning service" bisa naik jabatan, hanya karena pintar melayani segala kemauan pimpinan.

Sistem penerimaan dan karir pegawai negeri harus dirubah menjadi seperti di swasta. Antara lain pada daftar riwayat hidup perlu dicantumkan daftar keberhasilan nyata yang diakui oleh beberapa pihak, untuk mengukur prestasi pegawai yang bersangkutan. Kreativitas dan kerajinan serta integritas harus mendapat penilaian yang tinggi. Pendidikan jenjang kedinasan yang dikaitkan dengan jabatan perlu dihapus, dengan training fungsional. Karena pendidikan seperti Diklat Pim/ Spamen/Spati, ataupun Lemhanas ternyata tidak bisa mencegah terjadinya korupsi dilingkungan pemerintah. 


Tuhan menyukai manusia yang santun




Saat Sayyidina Ali Telat Subuh Berjamaah..

Dini hari itu Ali bin ABi Thalib bergegas bangun untuk mengerjakan shalat Subuh berjamaah di masjid bersama Rasulullah. Rasulullah tentulah sudah berada di sana. Rasanya, hampir tidak pernah Rasulullah keduluan orang lain dalam berbuat kebaikan. Tidak ada yang istimewa karena memang itulah aktivitas yang sempurna untuk memulai hari, dan bertahun-tahun lamanya Ali bin Abi Thalib sudah sangat terbiasa.

Langit masih gelap, cuaca masihlah dingin, dan jalanan masih pula diselimuti kabut pagi yang turun bersama embun. Ali melangkahkan kakinya menuju masjid. Dari kejauhan, lamat-lamat sudah terdengar suara Bilal memanggil-manggil dengan adzannya yang berkumandang merdu ke segenap penjuru Kota Madinah.Namun belumlah begitu banyak melangkah, di jalan menuju masjid, di hadapannya ada sesosok orang. Ali mengenalinya sebagai seorang kakek tua yang beragama Yahudi. Kakek tua itu melangkahkan kakinya teramat pelan sekali. Itu mungkin karena usianya yang telah lanjut. Tampak sekali ia sangat berhati-hati menyusuri jalan.

Ali sebenarnya sangat tergesa-gesa. Ia tidak ingin tertinggal mengerjakan shalat tahyatul masjid dan qabliyah Subuh sebelum melaksanakan shalat Subuh berjamaah bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya.

Ali paham benar bahwa Rasulullah mengajarkan supaya setiap umat muslim menghormati orang tua. Siapapun itu dan apapun agamanya. Maka, Ali pun terpaksa berjalan di belakang kakek itu. Tapi apa daya, si kakek berjalan amat lamban, dan karena itu pulalah langkah Ali jadi melambat. Kakek itu lemah sekali, dan Ali tidak sampai hati untuk mendahuluinya. Ia khawatir kalau-kalau kakek Yahudi itu terjatuh atau kena celaka.

Setelah sekian lamanya berjalan, akhirnya waktu mendekati masjid, langit sudah mulai terang. Kakek itu melanjutkan perjalanannya, melewati masjid.

Ketika memasuki masjid, Ali menyangka shalat Subuh berjamaah sudah usai. Ia bergegas. Ali terkejut sekaligus gembira, Rasulullah dan para sahabat masih rukuk pada rakaat yang kedua. Berarti Ali masih punya kesempatan untuk memperoleh shalat berjamaah. Jika masih bisa menjalankan rukuk bersama, berarti ia masih mendapat satu rakaat shalat berjamaah.

Sesudah Rasulullah mengakhiri shalatnya dengan salam, Umar bin Khattab memberanikan diri untuk bertanya. “Wahai Rasulullah, mengapa hari ini shalat Subuhmu tidak seperti biasanya? Ada apakah gerangan?”

Rasulullah balik bertanya, “Kenapakah, ya Umar? Apa yang berbeda?”

“Kurasa sangat lain, ya Rasulullah. Biasanya engkau rukuk dalam rakaat yang kedua tidak sepanjang pagi ini. Tapi tadi itu engkau rukuk lama sekali. Kenapa?”

Rasulullah menjawab, “Aku juga tidak tahu. Hanya tadi, pada saat aku sedang rukuk dalam rakaat yang kedua, Malaikat Jibril tiba-tiba saja turun lalu menekan punggungku sehingga aku tidak dapat bangun iktidal. Dan itu berlangsung lama, seperti yang kau ketahui juga.”

Umar makin heran. “Mengapa Jibril berbuat seperti itu, ya Rasulullah?”

Nabi berkata, “Aku juga belum tahu. Jibril belum menceritakannya kepadaku.”

Dengan perkenaan Allah, beberapa waktu kemudian Malaikat Jibril pun turun. Ia berkata kepada Nabi saw., “Muhammad, aku tadi diperintahkan oleh Allah untuk menekan punggungmu dalam rakaat yang kedua. Sengaja agar Ali mendapatkan kesempatan shalat berjamaah denganmu, karena Allah sangat suka kepadanya bahwa ia telah menjalani ajaran agamaNya secara bertanggung jawab. Ali menghormati seorang kakek tua Yahudi. Dari penghormatannya itu sampai ia terpaksa berjalan pelan sekali karena kakek itupun berjalan pelan pula. Jika punggungmu tidak kutekan tadi, pasti Ali akan terlambat dan tidak akan memperoleh peluang untuk mengerjakan shalat Subuh berjamaah denganmu hari ini.”

Mendengar penjelasan Jibril itu, mengertilah kini Rasulullah. Beliau sangat menyukai perbuatan Ali karena apa yang dilakukannya itu tentunya menunjukkan betapa tinggi penghormatan umat Islam kepada orang lain. Satu hal lagi, Ali tidak pernah ingin bersengaja terlambat atau meninggalkan amalan shalat berjamaah. Rasulullah menjelaskan kabar itu kepada para sahabat.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. 

Sabtu, 22 September 2012

Reformasi Birokrasi 1

Kata reformasi birokrasi, rasanya sudah sering kita dengar, tapi apakah kita paham dengan maksud  atau arti kata tersebut? Kemudian tujuan dan sasaran reformasi birokrasi apakah sudah benar dan yang penting adalah apakah benar-benar dijalankan dan dicapai?
Di negeri ini sudah terlalu sering dan mungkin telah menjadi budaya bahwa para birokrat kita ini hanya pintar ngomong, sedangkan kerja atau tindakannya kurang, sehingga sesuai dengan istilah "talk too much do nothing".  Kalau politisi memang kerjanya ngomong, sayang sering asal ngomong.

Warga Jakarta telah lama bosan dengan birokrasi yang ada di Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota, dan hal ini dinyatakan melalui pemilihan kepala daerah (Gubernur dan Wakil Gubernur), dengan memenangkan pasangan Joko Widodo dan Ahok. Kedua tokoh ini sudah terkenal dengan prestasi mereka ketika menjabat sebagai kepala daerah, antara lain dengan menyederhanakan birokrasi, mengutamakan layanan kepada masyarakat. Sehingga meskipun dikeroyok banyak partai besar, dan diserang oleh kampanye sara serta fitnah, kemenangan mereka tidak terbendung.
Kemenangan pasangan Jokowi Ahok ini betul-betul diharapkan olah orang banyak, tetapi tidak oleh koalisi partai yang sedang memerintah. Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin), biasanya mendukung calon petahana "incumbent", karena mereka ingin aman dan tidak terjadi gejolak. Rupanya para pengusaha ini sudah patah arang dan ikut mendorong karyawannya untuk memilih calon pembaharu. Menariknya para karyawan tersebut merespon dengan mengatakan: tidak perlu disuruh, kami memang akan memilih Jokowi.

Sebenarnya sederhana saja keinginan masyarakat ini terhadap kepala daerah, yaitu layanan yang menyenangkan dan mudah, tidak ada pungli dan upeti, transparan serta cepat. Anggaran pemerintah provinsi DKI ini sangat besar dibandingkan dengan anggaran provinsi lainnya di Indonesia, yaitu sekitar Rp. 30 triliun, sehingga tidak ada alasan kesulitan dana.
Di hampir seluruh kementerian, lembaga, institusi dan pemerintah daerah, banyak yang pegawai yang tidak tahu apa yang harus dilakukan. Banyak prosedur yang panjang yang menyita waktu dan tentu saja menghabiskan biaya. Belum lagi mental sebagian para birokrat yang ingin dilayani. Lho seharusnya mereka ini melayani rakyat! Padahal mereka dibiayai oleh anggaran negara, pajak yang dibayarkan oleh warga negara, sebagian digunakan untuk menggaji mereka.
Ketika penulis menjadi instruktur tata kepemerintahan yang baik (good governanse), sering menyamakan pemerintah dengan sebagai kontraktor, sedangkan rakyat adalah pengguna atau pemilik, karena itu presiden dan kepala daerah selaku pimpinan "kontraktor" harus melaksanakan kontrak yang berisi keinginan rakyat dan juga janji para pemimpin itu. Kalau mereka cidera janji atau tidak mampu melaksanakan tugasnya, ya tidak dipilih lagi, atau kalau perlu dilengserkan.

Para birokrat ini rupanya tidak dilatih untuk melayani, tetapi dilatih bagaimana memerintah, memberi instruksi, pengarahan serta memimpin. Hal itu bisa diterima kalau dilakukan terhadap bawahannya.
Nah kalau kepada masyarakat ya terbalik, mereka adalah pelayan. Barangkali perlu materi seperti menyapu, mengepel, menyediakan makanan pada pelatihan pegawai negeri sampai jenjang yang tinggi seperti "SPAMEN" dimasukkan dalam kurikulum, sebagaimana dilakukan dalam pelatihan karyawan Mc Donald di seluruh dunia. Manager Mc Donald pernah jadi pelayan. 
Fasilitas yang diterima para birokrat ini juga berlebihan, rumah jabatan atau rumah dinas dengan kelengkapannya, mobil dinas, pakaian dan ruang kerja  yang wah, terutama pada pimpinan.  Anggaran birokrasi itu tidak sedikit, karena ternyata belanja kantor dan belanja pegawai itu menyita anggaran yang lumayan besar, sedang manfaatnya perlu dipertanyakan.

Pembicaraan tentang reformasi birokrasi ini akan terdiri dari beberapa tulisan yang akan ditayangkan tidak berurutan, dan ditinjau dari berbagai aspek.         

Rabu, 12 September 2012

Tips Untuk Keberhasilan Diet Anda



6 Tips Untuk Keberhasilan Diet Anda

Posted 16 April 2012 by DuniaFitnes.com & filed under Fat Loss.

Memiliki tubuh indah dengan berat badan ideal pasti menjadi keinginan setiap orang. Diet adalah salah satu cara yang efektif untuk mewujudkannya. Namun, tidak semua orang berhasil dalam berdiet. Ini karena penerapan pola diet yang kurang tepat dan minimnya kesabaran pelaku diet yang mengharap penurunan berat badan berlangsung dalam waktu singkat.

Nah, agar Anda tidak terjebak dalam perilaku diet yang kurang tepat, tips berikut ini akan membantu Anda tetap berada dalam jalur yang benar dalam penerapan pola diet Anda.

1    Jangan Tinggalkan Sarapan
    Banyak pelaku diet yang meninggalkan sarapan dengan alasan memangkas kalori. Penelitian membuktikan bahwa orang yang sarapan lebih dapat mengendalikan berat badan daripada yang tidak sarapan. Sarapan penting untuk mengisi kembali glikogen otot, glukosa darah, dan insulin yang menurun setelah semalam berpuasa.

2    Kurangi Konsumsi Gula
    Rajin-rajinlah membaca label kemasan makanan, karena banyak makanan di sekitar Anda yang mengandung gula olahan. Gula ini akan dicerna sangat cepat dan dapat menyebabkan meningkatnya kadar gula darah tubuh. Gula yang tidak terpakai dapat menimbulkan timbunan lemak baru dalam tubuh.

3    Makan Lebih Sering
    Penelitian juga menyebutkan bahwa mereka yang makan dalam porsi kecil 5-6 kali memiliki kadar lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang makan 2-3 kali perhari. Pola makan 5-6 kali sehari ini berguna untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, mencegah lapar berlebihan yang dapat memicu porsi makan besar. Pola makan rendah karbohidrat dan tinggi protein adalah pola makan yang dianjurkan.

  Perbanyak Makan Sayur dan Buah-Buahan
    Sayuran dan buah-buahan kaya akan serat yang berguna untuk membantu melancarkan peredaran darah, melancarkan pencernaan, dan membuat Anda kenyang lebih lama. Selain itu, sayuran dan buah-buahan dilengkapi dengan vitamin dan mineral penting yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi harian Anda.

  Tetap Terhidrasi
    Menjaga tubuh tetap terhidrasi merupakan cara terbaik untuk mencapai keberhasilan dalam diet Anda. Orang yang banyak minum air terbukti lebih jarang merasakan lapar berlebihan. Air putih menjadi solusi yang paling ideal untuk mencegah lapar. Saat lapar, jangan langsung memenuhi mulut dengan makanan. Cobalah minum segelas air putih terlebih dahulu. Jika perut terasa kenyang, itu berarti Anda hanya haus atau dehidrasi, bukan lapar.

6    Jangan Tinggalkan Latihan
    Jika ingin berhasil dalam diet, jangan pernah tinggalkan latihan. Latihan sama pentingnya dengan mengatur pola makan. Jadwalkan latihan setidaknya 3-5 kali seminggu, dengan menggabungkan latihan beban dan latihan kardio.

Diet adalah sebuah proses yang membutuhkan komitmen dan kesabaran yang tinggi sebelum Anda mendapatkan hasilnya. Agar tidak berhenti di tengah jalan, buatlah setiap proses yang Anda jalankan menjadi hal yang menyenangkan.

Selasa, 11 September 2012

Kepala Daerah menghindari penggusuran tanah dan bangunan

Sudah lama rasanya kita tidak mendengar atau melihat bangunan rumah atau tanah di perkotaan yang digusur oleh pemerintah. Sejak era reformasi dan terutama selama masa jabatan Susilo Bambang Yudhoyono, nyaris tidak terjadi penggusuran dan pembongkaran bangunan milik masyarakat, baik di kota-kota besar maupun kota-kota yang lebih kecil.
Timbul pertanyaan didalam hati kita, ada apa dan mengapa?

Apakah kita sudah berhenti membangun? Mestinya tidak, karena yang perlu dibangun masih sangat banyak, dan infrastruktur di Indonesia sangat sangat kurang sekali dan mutunya sangat buruk.
Untuk wilayah pedesaan atau rural kelihatannya tidak terlalu masalah, cukup banyak pembebasan tanah maupun bangunan, meskipun juga terjadi protes atau perlawanan dari masyarakat.
Hal ini berbeda apabila yang membebaskan adalah pihak swasta, walaupun ada di wilayah perkotaan.
Pembaca mungkin menjadi penasaran dan ingin segera mengetahui jawabannya.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah biasanya menyiapkan anggaran untuk biaya ganti rugi rumah atau bangunan beserta tanah yang terkena rencana pembangunan. Istilah yang dipakai adalah ganti rugi, artinya masyarakat yang terkena pembebasan akan mendapat biaya penggantian atas kerugian yang dialami. Bukan keuntungan yang diperoleh, apalagi dasar perhitungan nilai ganti ruginya adalah Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) yang selalu ketinggalan dengan nilai pasar pada saat kejadian.
Belum lagi kalau ada korupsi atau pungli oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Akan sangat berbeda bilamana masyarakat yang terkena pembebasan atau penggusuran tersebut memperoleh keuntungan. Caranya adalah; nilai ganti rugi per satuan luas yang dirujuk adalah hasil negosiasi antara NJOP dengan nilai pasar secara real time. Kemudian sisa lahan atau bangunan yang tidak terkena tetapi tidak bisa dimanfaatkan, ikut dibebaskan juga.
Prinsip yang diterapkan adalah; Masyarakat yang terkena pembebasan harus bisa menggunakan uang ganti "untung"nya untuk membeli rumah dan lahan yang baru, meskipun lokasinya agak kepinggir, namun lebih luas dan atau ada sisa untuk keperluan lain.
Ketika rencana pembangunan sudah ditetapkan, maka pemerintah harus melarang terjadinya transaksi jual beli tanah, kecuali antara panitia pembebasan tanah dan bangunan dengan para pemilik asli, hal ini untuk mencegah terjadinya spekulasi tanah.

Pihak swasta atau investor yang memerlukan pembebasan lahan dan bangunan, memperhitungkan nilai obyek yang akan datang, sehingga nilai tawarnya lebih tinggi.
Meskipun tidak harus sama, pendekatan dan perhitungan yang digunakan pihak swasta bisa ditiru, paling tidak didekati. Dan sosialisasi perlu dilakukan secara jujur dan transparan.

Membayangkan kesulitan dan resiko yang dihadapi, maka banyak kepala daerah yang menghindari kegiatan-kegiatan yang ada pembebasan atau penggusuran lahan dan bangunan. Terjadinya kasus-kasus manipulasi, kegagalan dan penentangan oleh masyarakat yang kemudian tidak dicari penyelesaiannya, menyebabkan para pimpinan daerah menghindari pembebasan tanah.
Kemudian pemerintah pusat yang cenderung lepas tangan dan tidak memberi petunjuk yang jelas dan tegas, ikut menambah kerumitan serta keengganan mereka.
Terus kapan kita akan melihat pembangunan yang memberi keadilan dan kesejahteraan?
     

Senin, 10 September 2012

Sepak bola negeriku

Olahraga yang satu ini bersaing populernya di Indonesia dengan bulutangkis. Kalau dihitung dari jumlah pemain atau penggemarnya, tentu sepak bola jauh lebih banyak, namun ditinjau dari prestasi, amatlah jauh berbeda. Ini terlepas dari prestasi bulutangkis yang juga sedang merosot.

Di Inggris, sepak bola menjadi bisnis yang patut diperhitungkan, baik dari nilai perputaran uangnya maupun masyarakat yang terlibat. Banyak orang Indonesia yang hapal dengan nama pemain dari Klub sepak bola seperti Manchester United, Chelsea, Manchester City, Arsenal maupun yang lain.
Bahkan perusahaan penerbangan Garuda Indonesia ikut menjadi sponsor klub sepak bola Liverpol, patut dipertanyakan, mengapa Liverpol yang disponsori, mungkin karena nggak terlalu mahal.
Inggris sendiri gagal meraih prestasi diajang Olimpiade yang baru lalu maupun kejuaraan sepak bola dunia yang terakhir di Afrika Selatan.

Di Indonesia ternyata sepak bola juga menjadi bisnis yang menarik, buktinya Nugraha Besoes betah menjadi Sekretaris Jenderal PSSI selama belasan tahun sampai berdua dengan Nurdin Halid digulingkan dalam Kongres Luar Biasa PSSI. Sayangnya setelah itu konflik di tubuh organisasi nasional sepakbola masih berkepanjangan. Tentu ada yang menarik, sehingga diperebutkan.

Pengalaman saya waktu menangani sepakbola di Kalimantan Tengah manjadi kenangan yang tidak terlupakan. Ketika bertugas selama 5 (lima) tahun antara tahun 1984 sampai dengan tahun 1989, saya banyak meluangkan waktu untuk berolahraga, maklum itu merupakan salah satu rekreasi yang sehat. Selain tenis, maka sepak bola juga menjadi hobi (meskipun lebih banyak menjadi pembina).
Atas permintaan staf/karyawan serta teman-teman saya, maka pada tahun 1986, kami dirikanlah sebuah klub sepak bola amatir dengan nama Persatuan Sepak bola Bina Tirta. Klub ini benar-benar amatir, karena saya hanya mengusahakan biaya untuk latihan dan kostum saja. Kebutuhan seperti sepatu sepak bola, mereka membeli sendiri, meskipun dibantu dengan pinjaman yang diangsur.

Dalam waktu 2 (dua) tahun, hanya dengan sekali ikut kompetisi Divisi kedua Persepar, klub kami tersebut langsung menjadi juara, dan naik ke Divisi Utama Persepar. Kemudian di tahun ketiga klub PS Bina Tirta mengikuti kompetisi Divisi Utama Persepar dan menjadi juara kedua dibawah klub sepak bola Isen Mulang yang merupakan binaan Pemerintah Provinsi.
Kunci keberhasilan dalam pembinaan olah raga pada umumnya dan sepak bola pada khususnya, adalah; dari aspek non teknis, terpenuhinya kebutuhan fisik dan rohani minimal (pemain kami tidak digaji), kemudian dari aspek teknis adalah kemampuan fisik, skill (keterampilan mengolah bola), dan cerdas (agar bisa melaksanakan strategi).
Tetapi ini semua hanya pada tingkat provinsi lho, di Kalimantan Tengah pula.

Ketika tahun 1989 pindah tugas ke Medan, saya ditawarin untuk menangani klub sepak bola PU Putera, yang merupakan inti klub Persatuan Sepak bola Deli Serdang. Saya menolak, dengan alasan tidak punya uang. Membina klub sepak bola di Medan atau di tempat lain yang tidak murni amatir apalagi yang profesional, tentu membutuhkan anggaran yang besar, yang tidak bisa saya penuhi.
Sebenarnya sebuah klub sepak bola profesional mampu mandiri bahkan bisa menghasilkan keuntungan finansial kalau ditangani secara profesional dan didukung iklim sepak bola yang sehat.       
Nah bagaimana dengan sepak bola nasional kita, atau yang sudah disebut Tim Nasional Garuda? Prestasinya masih merupakan impian, kadang-kadang menimbulkan secercah harapan, tetapi yang kemudian terjadi adalah kekecewaan yang besar. Sepak bola nasional kita memerlukan komitmen yang kuat dari seluruh elemen dan konsisten untuk jangka panjang. Perlu orang-orang jenius yang hidupnya memang untuk sepak bola. Semoga segera ada.

Minggu, 09 September 2012

TIDAK AKAN ADA SANGGAH BANDING

Pemerintah pada tanggal 31 Juli 2012 melalui Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 telah menerbitkan peraturan yang berisi tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden no 54 tahun 2010, dan telah diundangkan pada tanggal 1 Agustus 2012.
Sebagian besar dari perubahan tersebut memang dinantikan, namun ada beberapa ketentuan baru yang mengagetkan dan terasa tidak rasional.

Perubahan yang penulis maksud adalah sebagai berikut:
46. Ketentuan Pasal 82 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (10) diubah, serta diantara ayat (7) dan ayat (8) disisipkan 3 (tiga) ayat yaitu ayat (7a), ayat (7b) dan ayat (7c), sehingga Pasal 82 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 82
(1) Peserta yang tidak puas dengan jawaban sanggahan dari Kelompok Kerja ULP dapat mengajukan sanggahan banding kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi atau kepada Pejabat yang menerima penugasan untuk menjawab sanggahan banding paling lambat 5 (lima) hari kerja untuk Pelelangan Umum/Seleksi Umum/Pelelangan Terbatas, dan paling lambat 3 (tiga) hari kerja untuk Pelelangan Sederhana/Seleksi Sederhana/Pemilihan Langsung setelah diterimanya jawaban sanggahan.
(2) Peserta yang mengajukan Sanggahan Banding wajib menyerahkan Jaminan Sanggahan Banding yang berlaku 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan Sanggahan Banding untuk Pelelangan Umum/Seleksi Umum/Pelelangan Terbatas, dan 5 (lima) hari kerja untuk Pelelangan Sederhana/Seleksi Sederhana/Pemilihan Langsung.
(3) Jaminan Sanggahan Banding ditetapkan sebesar 1% (satu perseratus) dari nilai total HPS.
 
Ada 2 (dua) hal yang luar biasa pada ketentuan tersebut, yaitu nilai jaminan sanggah banding yang naik menjadi 1% (satu perseratus) dari total HPS. Apabila nilai total HPS adalah Rp. 10 milyar, maka penyedia barang/jasa harus menyediakan jaminan sebesar Rp. 100 juta, dan jaminan ini tidak mung-kin berupa polis dari asuransi, karena probability untuk ditolak dan dicairkan diatas 60%, artinya perusahaan asuransi akan meminta premi diatas Rp. 60 juta untuk paket yang HPSnya Rp. 10 milyar.
Apalagi menggunakan jaminan sanggah banding berupa jaminan bank, jelas tidak mungkin.
Untuk paket dengan nilai total HPS diatas Rp. 10 milyar akan semakin berat, karena tidak ada batas atas untuk nilai jaminan seperti pada Peraturan Presiden no 54 tahun 2010.
Selain hal tersebut, untuk nilai paket tidak lebih dari Rp. 5 milyar, waktu yang diberikan kepada penyedia barang/jasa untuk mengajukan sanggah banding hanya 3 hari kerja. Waktu yang 3 hari kerja ini dipakai untuk menyiapkan materi sanggah banding dan jaminan sanggah banding. Waktu yang 5 haripun untuk mengajukan sanggah banding pada paket diatas Rp. 5 milyar tidak cukup.
 
Adalah mustahil bagi penyedia barang/jasa untuk mengajukan sanggah banding yang merupakan mekanisme kontrol terhadap proses pangadaan barang/jasa, karena sudah bisa dipastikan akan kehilangan uang yang tidak sedikit. 
Menurut informasi yang dapat dipercaya, perubahan pasal ini atas desakan para menteri dan pimpinan lembaga yang tidak ingin proses pengadaan di institusi mereka diganggu atau dikontrol.
 
Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa mulai saat Peraturan Presiden no 70 tahun 2012 dipakai, tidak akan ada penyedia barang/jasa yang mengajukan sanggah banding, dan semua penyimpangan pada proses pengadaan barang/jasa tidak akan ada yang mencegah.

Kamis, 06 September 2012

Membendung produk asing.

Saat ini banyak sekali produk dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, terutama dari negeri China.
Indonesia merupakan pasar yang cukup menjanjikan, karena jumlah penduduk yang cukup besar, kemampuan ekonomi yang cukup dan minat belanja produk luar yang tinggi.
Selain itu dengan diberlakukannya C-AFTA (China-Asean Free Trade Agreement), maka produk dari negara ASEAN dan China bisa masuk kenegara kita tanpa pajak impor.

Menurut penulis, C-AFTA tersebut tergesa-gesa diberlakukan, terutama dengan memasukkan China.
Pada mulanya hanya akan diberlakukan antar negara-negara Asean saja (AFTA), entah kepentingan siapa atau hasil loby siapa, kemudian ditambahkan dengan China.
Pemerintah nampaknya kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi C-AFTA ini, tidak ada sosialisasi kepada masyarakat, bahkan masyarakat banyak yang tidak tahu tentang C-AFTA ini.
Selain itu tidak ada upaya untuk memberdayakan industri dalam negeri, melakukan sinergi pada industri terkait, dan memprioritaskan bahan baku dan energi bagi industri dalam negeri.

Industri kita pada umumnya kalah bersaing dengan negara-negara lain terutama dengan China, karena tingkat efisiensinya yang masih rendah, kemudian birokrasi yang panjang, dan ekonomi biaya tinggi yang didalamnya termasuk korupsi, pungli, upeti dan lain-lain. Bahkan produk yang menggunakan bahan baku dari dalam negeripun kalah bersaing dengan produk sejenis yang berasal dari luar.
China menjadi kompetiter yang berat karena bisa menghasilkan produk dengan harga yang sangat murah, sekalipun mutunya sering kurang.

Ancaman sudah didepan mata. Nilai impor makin meningkat karena semakin agresifnya promosi dagang negara lain, sementara itu expor makin menurun yang disebabkan oleh kemampuan ekonomi negara-negara tujuan impor yang mengalami krisis. Cadangan devisa sudah tidak naik lagi, bahkan cenderung berkurang.
Partai dan para politisi sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi tahun 2014, sedangkan korupsi sudah nyaris menjadi budaya.
Bagaimana strategi kita menghadapi sebuan produk luar negeri tersebut.

Sebagai bagian dari masyarakat, maka penulis menyerukan agar kita memboikot produk dari luar negeri terutama yang sudah bisa dibuat didalam negeri meskipun harganya lebih mahal. Konpensasi dengan membeli produk dalam negeri adalah terjaganya kesempatan kerja dan memperoleh pendapatan bagi keluarga, tetangga, teman dan bangsa kita. Selain itu dengan membeli produk dalam negeri, maka pendapatan negara akan meningkat karena pajak yang masuk lebih besar dan pada gilirannya bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

  

Rabu, 05 September 2012

SUBSIDI

Kata subsidi sering kita dengar, terutama dari pemerintah, namun tidak banyak yang tahu bagaimana seharusnya subsidi itu diterapkan atau bagaimana subsidi itu digunakan dan kepada siapa. Saya mendengar kata itu pertama kali ketika sekolah di SR (Sekolah Rakyat) Dhoho bersubsidi. Waktu itu maksudnya sekolah swasta yang disubsidi oleh pemerintah agar biaya sekolah tersebut tidak mahal, kebetulan SR Dhoho termasuk yang terbaik, mengalahkan yang negeri.

Sejak era Soeharto, subsidi ini dipakai untuk menahan harga 9 bahan pokok agar murah, karena kalau mahal, rakyat mudah memberontak. Subsidi berkelanjutan sampai ke BBM dan listrik. Akhirnya sasaran subsidi tidak tepat lagi krn orang yang mampu ikut menikmati, dan usaha swasta tidak mampu bersaing. Dan anggaran negara tersedot untuk membiayai subsidi.

Seharusnya subsidi tidak diterapkan ke harga tetapi langsung kepada rakyat yang membutuhkan. Kasus yang terjadi pada pupuk sungguh menyedihkan. Pemerintah memberi subsidi pada sebagian pupuk yang diproduksi pabrik, yang kemudian diselewengkan oleh banyak oknum untuk dijual ke perkebunan swasta.

Kemudian kasus benih padi, beberapa BUMN diminta menyiapkan benih unggul yang sebagian dikerjakan koperasi petani. Tetapi harga yang dibayarkan ke koperasi kira 50% dari harga yang dipakai Kemtan kepada BUMN tersebut . Tentu saja koperasi protes yang akhirnya benihnya disabotase dengan menurunkan mutu, kemudian berdampak pada produksi padi, sehingga swasembada padi tidak tercapai. Mengapa tidak menaikkan harga beli padi menjadi 2 kali, sehingga tidak perlu ada subsidi pupuk dan bantuan benih? Sementara itu, masyarakat miskin yang tidak mampu beli beras akan diberi bantuan raskin. Kalau harga beras normal, maka petani akan bersemangat untuk menanam padi, bahkan sukarela bertransmigrasi (di Jepang harga beras sekitar Rp 70.000/kg dan tidak ada impor).

Memang pemerintah sekarang kurang memikirkan dan tidak berpihak pada rakyat kecil.

Selasa, 04 September 2012

Mengapa gaji PNS kecil

Sekitar tahun 2000, pak Emil Salim pernah diwawancarai penyiar radio Delta FM dan disiarkan secara live. Saya mendengarkan di mobil dari kantor ke rumah. Penyiar menanyakan ke pak Emil, mengapa selama jadi menteri tidak memperjuangkan agar gaji PNS dinaikkan secara proporsional setara dengan swasta?

Jawab pak Emil: "Sudah, paling tidak 2 kali diajukan ke Presiden, namun selalu ditolak, alasan Suharto waktu itu, kan ada proyek". Artinya kekurangan pendapatan PNS bisa ditutup dari proyek. Pantas saja proyek pada saat itu dijadikan arena korupsi, dan guru besarnya ya presiden kedua kita.

Pada masa orde baru, anggaran proyek harus habis. Kalau ada proyek, fisiknya telah selesai, namun anggarannya sisa banyak karena efisiensi, pimpronya bisa dicopot karena dinilai tidak becus mengolah dana. Seharusnya sisa dana bisa dibuat fiktif agar bisa dibagi-bagi. Hebatnya rakyat tidak  tahu dan tidak protes karena sudah dibuat kenyang. Caranya, beras dan minyak tanah harus murah, kalau perlu hutang dan impor.

Ini hanya sebagian kecil cerita KKN yg masih merajalela sampai sekarang,