Rabu, 24 Oktober 2012

REFORMASI BIROKRASI 3

Bulan Oktober ini cukup banyak hari-hari yang diperingati secara nasional, antara lain tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, kemudian tanggal 2 Oktober sebagai hari Batik, lalu tanggal 5 Oktober adalah hari ABRI, dan lain-lain, yang terakhir pada bulan Oktober ini adalah tanggal 28 Oktober sebagai hari Sumpah Pemuda.
Kebiasaan di negeri ini ketika ada hari yang diperingati secara nasional, umumnya dilakukan upacara di lapangan dengan menaikkan Sang Saka Merah Putih. Bendera Kebangsaan yang merupakan kebanggaan rakyat Indonesia sudah seharusnya dipasang disemua instansi pemerintah, sekolah negeri. markas militer dan seterusnya. Bahkan ada baiknya kantor swasta nasional, tempat umum dan lain-lainnya juga memasang.

Yang akan kita bahas adalah tentang upacara memperingatinya itu, apakah harus selalu dengan berbaris di lapangan, menghormat pimpinan, membacakan sambutan, laporan komandan upacara, dan lain-lain? Sementara para peserta sibuk ngobrol, bergunjing dan tidak memperhatikan apa yang dibacakan inspektur upacara. Bisa dipastikan sebagian peserta tidak paham thema  peringatan hari itu dan bahkan tidak mengerti mengapa hari itu diperingati.

Kalau kegiatan upacara dilakukan di sekolah-sekolah, di markas militer nggak masalah. Atau hanya 2 (dua) kali saja dalam satu tahun, yaitu ketika memperingati hari Kemerdekaan dan hari ulang tahun masing-masing instansi, tentu wajar saja. Kantor-kantor di lingkungan pemerintah daerah masih ditambah dengan apel setiap Senin dan bahkan ada yang setiap hari, pagi dan sore.
Hal ini tentu saja tidak ada manfaatnya dan membosankan bagi para pegawai.

Peringatan hari-hari nasional akan bermakna dan ada manfaatnya apabila diselenggarakan didalam ruangan dalam format diskusi atau sarasehan yang membahas topik peringatan hari itu dikaitan dengan program kerja, fungsi serta peran masing-masing satuan kerja. Kalau perlu yang tampil membawakan materi adalah para staf secara bergiliran. Acara tersebut juga bisa sekaligus sebagai introspeksi atas apa yang sudah dilaksanakan dengan selalu ada kesempatan untuk berdialog.
Untuk menghemat biaya, tidak perlu menyediakan konsumsi yang berlebihan, atau bisa dipadukan dengan acara "caffee morning", rapat rutin dan lain-lain.

Apabila ruangan yang digunakan terbatas, bisa dibagi menjadi beberapa tempat, memanfaatkan ruangan yang ada atau menurut satuan kerja. Menteri, Kepala Daerah atau Pempinan Instansi bisa bergiliran hadir sebagai pendengar yang baik di setiap satuan kerja atau unit. Bilamana perlu upacara peringatan tersebut bisa dilaksanakan menjelang pulang kantor.

Dengan merubah kebiasaan melaksanakan upacara peringatan yang kuno, boros dan mubasir, maka kita bisa menyelenggarakan upacara yang memberikan manfaat, praktis dan efisien. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar